Perkuat Perekonomian, Kadin Bidik Daya Saing Industri dan Perdagangan

Peningkatan daya saing industri dan ekspor nasional tengah menjadi sasaran Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk memperkuat struktur ekonomi yang masih menghadapi berbagai tekanan eksternal maupun tekanan internal.

Peningkatan daya saing industri dan ekspor nasional tengah menjadi sasaran Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk memperkuat struktur ekonomi yang masih menghadapi berbagai tekanan eksternal maupun tekanan internal.

Kadin mencatat ekonomi Indonesia belum sepenuhnya bebas dari perkembangan ekonomi global yang masih lemah, karena perekonomian Amerika dan Eropa yang belum pulih, serta menurunnya pertumbuhan ekonomi di China. Sementara Di dalam negeri, walaupun berbagai paket ekonomi sudah diluncurkan, namun manfaat dari pelaksanaannya masih belum bisa dirasakan sepenuhnya oleh dunia usaha. 

“Tentunya kita harapkan iklim usaha dan investasi bisa terus mendorong usaha pengembangan industri nasional. Iklim investasi yang kondusif melalui pelaksanaan secara penuh dari kebijakan deregulisasi dan debirokratisasi sangat didambakan oleh para pelaku usaha di bidang industri dan perdagangan,” ungkap Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani.

Menurunnya kinerja ekspor dan melebarnya defisit neraca transaksi berjalan menjadi sinyal adanya penurunan peran industri dalam perekonomian secara umum. Menurut Rosan, pemerintah harus segera menjalankan hilirisasi industri untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan kerja serta membangun daya saing dan produktivitas produk-produk dalam negeri supaya tidak kalah dengan produk asing. Indonesia, kata dia, harus memiliki industri primer yang kuat dan berdaya saing untuk menopang sektor jasa dan perdagangan yang terus bertumbuh.

“Memang sangat disayangkan selama ini struktur ekspor industri nasional masih sangat berorientasi resource based dengan nilai tambah rendah. Yang diperlukan adalah penguatan strategi sektor industri dan dukungan kebijakan perdagangan” kata Rosan.

Dia melanjutkan, strategi kebijakan yang perlu dilakukan adalah meliputi aspek industri, investasi, dan perdagangan yang dapat mengakselerasikan industri ekspor dari hulu hingga hilir agar industri domestik memiliki daya saing tinggi. Akselerasi yang dimaksud adalah terkait  akses pasar, investasi dan pembiayaan, SDM & Sumber Daya, kebijakan-institusi, infrastruktur dan up-grading sektor industri.

Kadin sebagai mitra Pemerintah merekomendasikan perbaikan struktural industri Indonesia melalui peningkatan nilai tambah dan daya saing industri berbasis SDA dalam perdagangan global berdasarkan hasil kajian  dari kelemahan kebijakan pada masa lalu, sebagai berikut.

a)    Perlunya kebijakan industrialisasi yang konsisten dan terintegrasi dengan kebijakan sektor lain (perdagangan, SDM, dan teknologi). Contohnya pembangungan berbasis teknologi yang ambisius harus didukung oleh kebijakan teknologi pada tingkat industri yang harus dimotori oleh sektor swasta. Di Korea setiap kebijakan industri  selalu disertai  dengan kebijakan SDM dan pengembangan teknologi jangka  panjang  yang  dikoordinasikan  dalam framework pembangunan berjangka 5 tahun.
b)    Memperbaiki kelemahan perusahaan pemerintah menjadi efisien, tidak ada korupsi, menghilangkan perilaku rent–seeking dan membuka proteksi industri dalam jangka panjang bagi perkembangan sektor swasta.
c)    Mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM), kegiatan riset dan pengembangan (R&D) dengan melibatkan swasta/pelaku usaha. Serta memberi insentif fiskal untuk mendorong kegiatan inovatif pada perusahaan swasta.
d)    Mendorong pembangunan usaha kecil dan menengah (UKM). Ekonomi pasar hanya dapat berkembang jika disertai dengan pertumbuhan UMKM yang sehat. UMKM tidak hanya merupakan sumber penyedia lapangan pekerjaan, tetapi juga sumber penting untuk inovasi dan kompetisi. UMKM di Korea terhubung dengan industri manufaktur dalam sistem subkontrak yang menandakan hubungan antar industri yang erat.
e)    Melakukan penetrasi ekspor dapat difokus pada eskpor produk-produk yang potensial di pasar internasional, serta diversifikasi pasar dan produk. 
f)    Pemerintah bersama para pelaku usaha fokus menggarap pasar ”non-tradisional”, dengan mengoptimalkan fungsi market intelligence di semua negara, khususnya produk ekspor yang memiliki daya saing.
g)    Keberadaan Indonesian Trade Promotion Center dan atase perdagangan di semua negara mutlak dioptimalkan dalam rangka mengidentifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan produk, hambatan perdagangan, jaringan distribusi dan logistik.
h)    Upaya lain untuk menciptakan pertumbuhan ekspor yang postif ditempuh dengan cara percepatan hilirisasi industri untuk produk berbasis keunggulan kompetitif. Utamanya, menggeser dari produk berbasis buruh murah dan SDA menjadi berbasis tenaga kerja terampil, padat teknologi, dan dinamis mengikuti perkembangan pasar

Kadin berharap pemerintah selalu melibatkan dunia usaha dalam mengimplementasikan setiap program industri prioritas dengan hasil nyata khususnya pengembangan industri berbasis sumber daya alam. Salah satu masalah terbesar dalam industri dalam negeri adalah ketiadaan industri bahan baku dan bahan penolong. Kondisi inilah yang melemahkan industri secara nasional, baik dari sisi hulu mau¬pun hilir. 

Rosan mengatakan, perdagangan akan dapat berkembang apabila didukung dengan produk industri yang berkualitas dan berdaya saing, sehingga diperlukan sinergitas di sektor industri dan perdagangan dalam upaya pengembangan industri nasional berbasis sumber daya alam.   Hal ini dinilai akan mendongkrak daya saing ekonomi melalui daya dukung produk-produk lokal sehingga tidak tergantung barang impor, memperkuat struktur industri dan meningkatkan daya saing ekspor.

Kalender Acara